1. Pendahuluan
Kita sebagai manusia pasti tidak
lepas dari bantuan manusia lain, sejak kita masih dalam kandungan sampai hingga
saat ini. itulah mengapa kita disebut manusia sosial. dalam berhubungan dengan
manusia lain kita pasti harus menyayangi, agar terhubung suatu hubungan yg
harmonis tanpa adanya perpecahan antar sesama, maka dari itu kita harus saling
mengasihi dan mencintai, tentunya dalam kadarnya masing-masing. dalam
pembahasan kali ini saya akan membahas tentang hubungan antara manusia dengan
cinta.
2. Apa Itu Cinta?
Cinta itu sendiri sangat luas pengertiannya, dan bahkan kita
tidak punya cukup waktu untuk membahas cinta itu sendiri, dan menurut garis
besarnya adalah, cinta bukan tentang harta atau materi, dan cinta dimiliki
semua makhluk dibumi ini, baik manusia, hewan, dan tumbuhan, yang terakhir
mungkin sedikit aneh, tapi tumbuhan cinta pada alam, dan itu terbukti dari
mereka yang selalu memberi kita udara segar. Dan kau tahu, cinta tidak pernah
membuat seseorang itu sakit, jika seseorang telah merasa disakiti oleh
cinta, maka orang itu tidak boleh menghakimi seketika kalau ini semua karena
kesalahan cinta, cinta itu indah dan dia tidak akan pernah menyakiti, jika kau
disakiti maka intropeksi dirilah, apa yang kamu perbuat hingga kamu merasa
sakit.
Setelah Kita mengetahui apa itu cinta berarti kita dapat
simpulkan cinta menumbuhkan rasa kasih sayang sesama makhluk hidup atau makhluk
hidup dengan alam. Untuk bahasan selanjutnya kita akan mengetahui hubungan
antara manusia dengan kasih sayang.
3.
Pembagian Cinta Menurut Pandangan Islam dan Budaya
Ada
yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan
dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya
cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengungkan lewat lagu dan
organisasi perdamaian dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta
sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan
ajaran cinta kepada manusia.
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam
berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri.
Kadang-kadang mencintai orang lain. Atau juga istri dan anaknya, hartanya, atau
Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab
suci Al-Qur’an.
a. Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk
tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun ia
mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia
membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan
mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa
sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah
manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala
sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindar dari segala
sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad
SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan
memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala
keburukan.
Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap
dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat
merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk
mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. (QS, al-Adiyat, 100:8)
b. Cinta Kepada Sesama Manusia
Agar
manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia
lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan
egoismenya. Pun hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih
sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada
orang lain. Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan
manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila
ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan
serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya,
setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha
untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan
diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan shalat,
memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya dan
menjauhi segala larangan Allah. Keimanan yang demikian ini akan bisa
menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang
lain, dan dengan demikian akan bisa merealisasikan kebaikan individu dan
masyarakat.
Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agan
saling cinta-mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam
seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada para mukmin agar tidak
berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.
c. Cinta seksual
Cinta
erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam
melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerja sama antara suami dan istri.
Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu Istri-istri dan jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi yang berpikir. (QS, Ar-Rum, 30:21)
Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting. yaitu
melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksual lah
terbentuk keluarga. Dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan
demikian bumi pun menjadi ramai, bangsa-bangsa saling kenal mengenal,
kebudayaan berkembang, dan ilmu pengetahuan dan industri menjadi maju. Islam
mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya. Jelas dengan sendirinya ia
mengakui pula cinta seksual yang menyertai dorongan tersebut. Sebab ia
merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang tidak diingkari, tidak
ditentang ataupun ditekannya. Yang diserukan Islam hanyalah pengendalian dan
penguasaan cinta ini, lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cam yang sah,
yaitu dengan perkawinan.
d. Cinta kepada Allah
Puncak
cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada
Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya
saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku
dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridho-Nya:
“Katakan1ah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha
penyayang” (QS, Mi Imran, 3:31).
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat
cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan
menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya
menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan
seluruh alam semesta. Sebab dalam pandangannya semua wujud yang ada di
sekelilingnya mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan
kerinduan-kerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya.
e. Cinta Kepada Rasul
Cinta
kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta,
menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul
merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun
berbagal sifat luhur lainnya.
4.
Hubungan Manusia dengan Kasih Sayang
Manusia
adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa orang lain, atau sering disebut
ketergantungan. Inilah yang membuat manusia butuh kasih saying antar manusia,
dan alam sekitar manusia berhak mendapat kasih saying yang sama pula karena
mereka telah menjaga kita, mungkin bisa kalian bayangkan jika kita tak perduli
pada alam. Maka kita bisa saja mati cepat, dan mati tersebut karena tidak ada
air, tidak lucu kawan.
Kasih sayang yang kita dapat dari orang lain dapat memberi kita motivasi untuk
menjalani kehidupan kita, memberi semangat untuk terus berkarya, memberi kita
keindahan karena kita tahu untuk siapa kita berjuang, tentu untuk orang yang
kita sayangi, dan ini saling terkait antara manusia dan kasih sayang. Bagaikan
air laut dengan garamnya, kalian tidak dapat memisahkan keduanya, seperti rasa
kasih sayang pada tubuh seorang manusia.
4. Penutup
Dari pembahasan saya diatas, kita dapat simpulkan bahwa kita harus saling
menyayangi antar sesama manusia tanpa melihat ras, agama, suku, dan sebagainya,
dan juga kita harus menyanyangi semua makhluk hidup dan bumi yang telah
diciptakan oleh tuhan untuk menjadi pondasi agar kita tetap hidup di bumi ini.
Sekian pembahasan kali ini, mohon maaf apabila masih ada kekurangan dari
artikel ini.
Terima
Kasih
Sumber: