Senin, 30 Juni 2014

Manusia dan Cinta

1. Pendahuluan
Kita sebagai manusia pasti tidak lepas dari bantuan manusia lain, sejak kita masih dalam kandungan sampai hingga saat ini. itulah mengapa kita disebut manusia sosial. dalam berhubungan dengan manusia lain kita pasti harus menyayangi, agar terhubung suatu hubungan yg harmonis tanpa adanya perpecahan antar sesama, maka dari itu kita harus saling mengasihi dan mencintai, tentunya dalam kadarnya masing-masing. dalam pembahasan kali ini saya akan membahas tentang hubungan antara manusia dengan cinta.
2. Apa Itu Cinta?
                   
Cinta itu sendiri sangat luas pengertiannya, dan bahkan kita tidak punya cukup waktu untuk membahas cinta itu sendiri, dan menurut garis besarnya adalah, cinta bukan tentang harta atau materi, dan cinta dimiliki semua makhluk dibumi ini, baik manusia, hewan, dan tumbuhan, yang terakhir mungkin sedikit aneh, tapi tumbuhan cinta pada alam, dan itu terbukti dari mereka yang selalu memberi kita udara segar. Dan kau tahu, cinta tidak pernah  membuat seseorang itu sakit, jika seseorang telah merasa disakiti oleh cinta, maka orang itu tidak boleh menghakimi seketika kalau ini semua karena kesalahan cinta, cinta itu indah dan dia tidak akan pernah menyakiti, jika kau disakiti maka intropeksi dirilah, apa yang kamu perbuat hingga kamu merasa sakit.
Setelah Kita mengetahui apa itu cinta berarti kita dapat simpulkan cinta menumbuhkan rasa kasih sayang sesama makhluk hidup atau makhluk hidup dengan alam. Untuk bahasan selanjutnya kita akan mengetahui hubungan antara manusia dengan kasih sayang.  
3. Pembagian Cinta Menurut Pandangan Islam dan Budaya 
Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengungkan lewat lagu dan organisasi perdamaian dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang-kadang mencintai orang lain. Atau juga istri dan anaknya, hartanya, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
a. Cinta Diri
   Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindar dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. (QS, al-Adiyat, 100:8)
        b. Cinta Kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Pun hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain. Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan shalat, memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya dan menjauhi segala larangan Allah. Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang lain, dan dengan demikian akan bisa merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat.
Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agan saling cinta-mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.

        c. Cinta seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerja sama antara suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu Istri-istri dan jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan  dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir. (QS, Ar-Rum, 30:21)
Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting. yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksual lah terbentuk keluarga. Dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan demikian bumi pun menjadi ramai, bangsa-bangsa saling kenal mengenal, kebudayaan berkembang, dan ilmu pengetahuan dan industri menjadi maju. Islam mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya. Jelas dengan sendirinya ia mengakui pula cinta seksual yang menyertai dorongan tersebut. Sebab ia merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang tidak diingkari, tidak ditentang ataupun ditekannya. Yang diserukan Islam hanyalah pengendalian dan penguasaan cinta ini, lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cam yang sah, yaitu dengan perkawinan. 
       d. Cinta kepada Allah
Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridho-Nya: “Katakan1ah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS, Mi Imran, 3:31).
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta. Sebab dalam pandangannya semua wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan kerinduan-kerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya.
        e. Cinta Kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagal sifat luhur lainnya.

4. Hubungan Manusia dengan Kasih Sayang

Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa orang lain, atau sering disebut ketergantungan. Inilah yang membuat manusia butuh kasih saying antar manusia, dan alam sekitar manusia berhak mendapat kasih saying yang sama pula karena mereka telah menjaga kita, mungkin bisa kalian bayangkan jika kita tak perduli pada alam. Maka kita bisa saja mati cepat, dan mati tersebut karena tidak ada air, tidak lucu kawan.
          Kasih sayang yang kita dapat dari orang lain dapat memberi kita motivasi untuk menjalani kehidupan kita, memberi semangat untuk terus berkarya, memberi kita keindahan karena kita tahu untuk siapa kita berjuang, tentu untuk orang yang kita sayangi, dan ini saling terkait antara manusia dan kasih sayang. Bagaikan air laut dengan garamnya, kalian tidak dapat memisahkan keduanya, seperti rasa kasih sayang pada tubuh seorang manusia.
4. Penutup
            Dari pembahasan saya diatas, kita dapat simpulkan bahwa kita harus saling menyayangi antar sesama manusia tanpa melihat ras, agama, suku, dan sebagainya, dan juga kita harus menyanyangi semua makhluk hidup dan bumi yang telah diciptakan oleh tuhan untuk menjadi pondasi agar kita tetap hidup di bumi ini. Sekian pembahasan kali ini, mohon maaf apabila masih ada kekurangan dari artikel ini.

Terima Kasih
Sumber: